Hai, baru
beberapa bulan aku lulus dari bangku perkuliahan. Tapi ternyata segala sesuatu berubah 180 derajat sekarang.
Mulai dari orang yang kutemui, rumah yang aku tinggali, hingga kegiatan
sehari-hari. Lantas, kali ini aku tidak punya banyak hal yang akan aku
ceritakan karena belum ada
kejadian menggelegar ditengah selang waktu semenjak aku lepas dari bangku
perkuliahan hingga sekarang. Yang ada hanyalah separuh
perjalanan yang baru saja aku lalui dan tak terbendung lagi untuk disimpan
sendiri. Rasanya ingin hati segera berbagi agar tak lagi kurasa sendiri. Hehe.
Bener banget kata
orang, ngapain lulus cepet-cepet kalau belum tahu mau ngapain. Nah! Aku adalah
salah satu orang yang lulus cepat dan bukannya belum tahu mau ngapain, tapi
mungkin dewi fortuna lagi gak berpihak waktu itu. Karena aku tahu pasti muan gapain setelah lulus,
ya apalagi? Setelah
lulus pasti mau kerja dong! But its not as easy like that, dude.
I got something surprisingly. Ternyata, tepat setelah
aku sidang akademik yang artinya aku secara sah bukan lagi mahasiswa di
kampusku, aku mendapatkan LoA (Letter of Acceptance) bahwa aku menjadi salah satu perwakilan Indonesia melalui jalur
pendidikan untuk mengikuti diskusi tentang “Pentingnya Program Sustainable Development” bersama
perwakilan pemuda lainnya dari seluruh dunia yang diselenggarakan di Malaysia
untuk Bulan April 2018. How blessed I am.
Rasanya remuk
seketika. Bukan karena aku gak
senang dapat pengumuman ini.. Aku senang, ya senang hanya saja sekaligus gak bisa berkata-kata karena ini adalah salah satu
impian yang ingin sekali aku wujudkan di bangku kuliah. Tapi apa daya yang terjadi adalah kebalikannya. When I do something, aku menghubungi kemahasiswaan
Fakultas dan kemahasiswaan Universitas, mereka menyatakan bahwa mereka sama
sekali tidak dapat mewujudkan permohonanku meskipun aku mewakili kampus dan membawa
nama Indonesia, karena aku secara sah bukan lagi mahasiswa di universitas
meskipun pada kenyataannya aku belum wisuda. Semakin remuk yang aku rasa. Ah!
Waktu itu rasanya
kalau aku tahu akan ada pengumuman ini, aku akan................. ah sudahlah!
“Semua sudah
berlalu”, itu kalimat penguatku sampai sekarang. Kata orang, aku cukup
berserah, pasrah dan percaya bahwa semua akan indah pada waktunya. I hope so. Aku masih ingin menangis
kalau mengingat kejadian ini bahkan saat aku menceritakan kisah ini di sini.
Tapi semua itu tidak akan mengubah apapun, keputusan untuk lulus cepat sudah
aku ambil. Dan ketika aku mengambilnya, artinya aku harus membawa serta
semuanya secara utuh. Semua hal baik dan buruk yang akan terjadi, ya harus aku
bawa supaya aku belajar apa arti bertanggung jawab and all is well.
Berikutnya, setelah
satu dilema terselesaikan aku masuk ke gerbang baru karena aku pindah dari
Bandung ke Jakarta. Orang-orang berfikir aku akan menjadi sosok wanita karier,
padahal aku sendiri tidak berfikir begitu. So, don’t judge by cover please. Memang betul bahwa yang
tahu diri kita bagaimana ya diri kita sendiri. Tapi entahlah, kita lihat nanti.
Yang pasti, aku selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam setiap langkah.
Bisa dibilang, aku selalu berusaha menebar benih bunga matahari yang indah disetiap
perjalanan dan mengambil air disetiap sudut perjalanan untuk aku simpan
kemudian aku gunakan dikala kekeringan melanda atau ketika ada yang membutuhkan
air tersebut.
Next, di masa-masa
peralihan ini, aku bersyukur karena Tuhan memberikan kepercayaan untuk aku
bekerja di tempat baru dengan dunia yang benar-benar baru bagiku. Seketika ada
sedikit keraguan, tapi di sisi lain orang-orang terdekat mendukungku dan
meyakinkan bahwa aku bisa melakukan pekerjaan ini. Mereka juga menyadarkanku
bahwa rezeki itu sudah diatur darimana datangnya. Yap, aku menerima pekerjaan
baruku dan mendapati diriku menjadi sebuah gelas kaca bening yang belum terisi
dan siap diisi dengan air mineral atau campuran rasa lainnya. Yang pasti,
bagaimanapun rasa yang ada didalamnya nanti ia akan tetap terlihat menggiurkan
karena ditempatkan pada segelas kaca transparan.
Sekarang, yang aku
lakukan adalah kembali belajar. Belajar di dunia yang baru, bersama orang-orang
baru, ditempat yang baru dengan kegiatan yang juga baru tapi tetap dengan diriku
yang kalian kenal dulu. Bagaimanapun aku tetap jadi diri sendiri, hal baik akan
aku adopsi dari tempat ini sementara hal yang buruk dari dalam diri akan aku
tinggalkan dan tidak aku bawa-bawa lagi. Semuanya luar biasa buatku, seolah aku
ditakdirkan belajar di sini karena beberapa kekuranganku dalam bekerja sangat
terlatih di tempat ini dan menjadikan aku lebih baik dibidang ini.
Hei kalian,
kawan-kawanku yang dermawan hatinya, kalian harus semangat menjalani setiap
tahap dalam kehidupan. Bersyukur karena setidaknya kalian tidak mengalami hal
yang lebih buruk dan ingat bahwa “You
Never Walk Alone”! Percaya bahwa semua itu sudah diatur menjadikan pribadi
kalian lebih baik dalam ikhlas dan menjadikan diri kita semua belajar berhati
besar. Everything is not really scared because we have our own level of its. Mungkin banyak orang
diluar sana yang beruntungnya lebih dari aku, tapi setidaknya aku bersyukur karena masih dekat dengan Sang Maha Sutradara
yang kapan aja bisa membolak-balikkan kehidupan seseorang. Ditambah
lagi, aku juga ngerasa aman karena didekatkan dengan
malaikat-malaikat tak bersayapnya yang menjadi keluarga, sahabat juga orang
terdekat.
Yang pasti, gelar sarjanaku seolah bukan hanya gelar akan pengetahuan secara akademik, melainkan tanggung jawab dalam
bersikap dewasa
dalam menghadapi setiap lika-liku dalam perjalananku.
Karena bukti sarjana bukan hanya soal mendapatkan pekerjaan atau tidak. Lebih
dari itu, bagaimana mental dan kepribadian kita terbentuk didalamnya. Don't give up of something you didn't get at the first time. You should try it again because it might be a trial and an error. What you need is trying more with the others strategy then make it yours. That’s
it, kehidupan setelah sarjana!
-cardinanv-
Komentar
Posting Komentar