Langsung ke konten utama

Pertemuan Itu, Katanya Baik?

"Tidak ada hal yang lebih baik selain dipertemukan dengan orang baik."-Cr



Kirana..
Terima kasih sudah bertanya..
Kirana..
Kamu tau? Begitu banyak jumlah manusia di dunia, namun kita tidak pernah tahu dengan siapa kita akan bertemu. Bahkan ketika di dalam kandungan, kita belum tahu menahu tentang bagaimana wajah ibu yang mengandung kita sampai ketika kita lahir. Lahir ke dunia baru dan mulai melihat matahari.

Kirana, coba ingat-ingat.. Apa kamu pernah mendengar kalimat tegas nan lembut di atas?
Aku baru saja mau bercerita tentang pengalamanku akan kalimat itu.
Aku sekarang berusia 21 tahun.. Dalam setiap perjalanan pertemuanku dari dulu sampai sekarang, aku merasakan banyak hal yang bergejolak. Mulai dari tidak dianggap dalam pertemuan kemudian tidak disukai dalam pertemuan, diacuhkan bahkan dibenci, hingga sebaliknya yakni disukai dan dielu-elukan. Eits.. Lama-lama juga terbiasa. Semoga Kirana gak akan ngalamin pahit-pahitnya ya, berat.
      
Sebelum aku sampai di saat seperti sekarang, aku teramat sangat gak sabar ingin bersua dengan dunia baru di perkuliahan. Segala hiruk pikuk masa putih abu-abu dulu tentu jadi hal yang penting dan gak terlupakan buatku. Tapi, masa putih abu-abu itu kan baru seperdelapan dari 100 tahun hehe itu juga kalau nanti aku masih ada sampai usiaku yang ke-100 tahun. Artinya, perjalananku masih panjang! Aku menanti hari itu, menikmati setiap hari yang berlalu, hingga akhirnya. Finally, waktu untuk menimba ilmu di bangku perkuliahan datang juga.

Kali ini sebelum memulai semuanya, aku berdoa. Bukan berdoa biar dapat jodoh kaya lu lu pade hehe
Bukan juga berdoa supaya bisa lulus 3,5 tahun atau cumlaude apalagi doa untuk dapat pendamping wisuda buat wisuda nanti. Boro-boro!! Kepikiran sampai sana juga belum. Satu-satunya yang paling aku takutkan adalah bertemu dengan orang yang mungkin memberiku luka karena diabaikan, dikacaukan atau yang lebih-lebih lagi. Aku tobat! Sampai-sampai aku cuma mau SATU. Dan satu doa itu, isinya: "Ya Tuhan, aku gak tau nanti kalau di asrama rasanya gimana.. Semoga aku mendapatkan teman-teman sekamar yang baik dan selama kuliah dipertemukan dengan orang baik. Amin."

Yap, se-simple itu. Dan..
Aku rasa,
Tuhan berkata YA!
Karena aku mendapatkan teman sekamar yang luar biasa, saling mengerti satu sama lain, sejurusan, saling mengisi, isi lemari salah satunya HAHA dan yang paling mengejutkan adalah seiman. WAW.
Jarang banget karena kami minoritas di kampusku dan di jurusanku juga, tapi lagi-lagi no one can change besides GOD.

Sejak saat itu, aku selalu percaya untuk berdoa yang sama setiap kali aku mau memulai langkah ke dunia yang baru. 

Doaku begitu tulus. Seperti halnya setiap kamu mau memulai dengan dia yang baru. Hehe
No no just kidding hehe

No matter what, I believe in this magic sentence.

Key..
Kirana, back to the topic.
Pertemuan selanjutnya yang membuat aku kembali mengucapkan kalimat itu adalah setelah aku lulus dari bangku kuliah dan harus (lagi) beranjak ke Kota baru (lagi) buatku. Aku memang lahir di Jakarta, tapi belum pernah sekalipun aku menikmati hari dalam setiap tumbuh kembangku di sini, di Jakarta. Yang aku tahu, tempat ini terlalu complicated. Kotanya, manusianya.
Then, yang aku tahu (dulu) kalau aku mau kerja nanti, aku mau di Jakarta.
And this day just come.

Kirana, kali ini aku menghadiri sebuah pertemuan dan di sana aku punya tanggung jawab. Makanya , aku bilang ini adalah langkah pertama aku mengukir jejak. Dan bersama jejakku, doa tadi aku lantunkan. Benar saja! Nasib baik dipertemukan dengan orang-orang baik di jejak pertama itu rasanya....Waw.. Betul-betul meringankan langkah kamu yang berikutnya. Well, hal yang paling aku suka dari mereka, orang-orang baik adalah energi positif yang aku dapatkan dan kemudian bisa dengan mudahnya aku tularkan lagi ke orang lain.
Sebelum aku mulai bekerja, yang pasti cari dulu lowongan pekerjaan yang buka.
Terus, lanjut masukin berkas untuk penerimaan karyawan baru, dan seterusnya.
Yes, I do.
Tapi, hal yang mau aku kisahkan kali ini, bukan itu.
Tapi tentang pertemuanku di Kali Pertama aku mulai mengukir jejak di Jakarta.

Percaya kah Kirana?
Waktu membiarkan kamu bertemu dengan manusia lainnya supaya kamu bisa belajar dari mereka. Bukan memanfaatkan mereka dari sudut pandang material, menghina mereka hanya karena satu kali kesalahan atau menjadikan mereka bawahanmu dari sudut pandang dengkul apalagi menemani mereka naik ke puncak tertinggi dari depan kemudian mendorong mereka hingga terjatuh dari belakang.
Melainkan, jadilah seperti Kijang yang siap siaga membantu baik siang maupun malam atau beruang yang menghangatkan atau baymax yang menghibur dengan kesediaannya untuk mendengarkan hingga melindungi. Bahkan lebih dari sekedar manisnya dodol atau gulali yang akan kamu dapatkan, melainkan indah seindah Anggrek serta seseimbang elemen di bumi  yang meliputi air, api, angin dan tanah.
Semua itu karena manusia diciptakan sama. Kodratnya, manusia hidup dalam lingkungan sosial yang terus terhubung satu sama lain seperti rantai yang tidak terputus dan saling terkait satu sama lain.
Sekalipun seseorang akhirnya harus hidup sebatangkara, tidak pernah Ia dibiarkan demikian jika ia mau menerima orang lain dan meminta pertolongan kepada Dia, Sang Maha Pencipta. Seperti sebuah kaktus yang menjadi satu-satunya tanaman yang hidup di padang gurun tetapi ia tidak pernah kekurangan air di tanah yang demikian kering dan gersang.

Kirana, kali ini..
Aku teramat lega..
Menemukan kakak baru, teman baru dan sosok baru..
Ini kisah yang aku tunggu, Kirana.
Aku menyukai naskah yang demikian.
Aku menyukai karakter yang demikian.
Aku menyukai itu semua, sejauh ini.

Ya, Kirana.. Betul.. Aku juga teramat sangat bersyukur jika diberikan kesempatan yang kesekian kalinya mendapatkan pertemuan. Aku percaya bagaimana pun juga, pertemuan bukanlah sebuah kebetulan. Ia benar dan ia terjadi demikian adanya, sesuai dengan skenario-Nya. Karena, ada nilai yang harus kita petik dari setiap peran yang kita mainkan didalamnya. Entahlah bagaimana akhir kisahnya nanti, aku pun tidak tahu. Tapi yang aku tahu, Bapak Sutradara sedang memintaku memainkan peranku sungguh-sungguh dan dengan perasaan, agar lawan mainku bisa memberikan tanggapan yang juga mengalirkan rasa. Jika tidak, aku yakin Sutradara akan memberitahuku apa yang harus diubah. Peranku? Atau peran lawan mainku.

Sekarang, biar Kirana yang jawab.. Apa iya pertemuan itu, katanya baik?

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Kekuatan Doa di Sudut Matahari

Dear memoers,  Terima kasih sudah setia.  Setia menunggu tulisan berikutnya dalam web ini.  Tapi juga maaf.  Maaf sudah menunggu sekian lamanya.  Well, beberapa bulan terakhir aku perlu waktu untuk fokus pada pekerjaanku yang memang perlu perhatian lebih.   Ada masa dimana kamu perlu memperhatikan nasih orang banyak yang bergantung pada sebuah jembatan untuk menyebrangi suatu tempat dan saat itu kamu jadi jembatannya.  Bahkan untuk berpindah 1cm saja kamu ga mampu. Hihi  But God is always Good in His way dan aku baik-baik saja. Praise the Lord.  Mungkin orang kira aku hebat dan sangat terberkati karena masih dalam keadaan baik-baik saja saat menjadi jembatan yang merupakan tempat orang untuk lalu lalang bahkan ada yang dengan kasar menginjak jembatan.  Padahal, kata yang pertama itu trully wrong karena yang hebat bukan aku melainkan Bapaku yang hebat, sedangkan kata kedua aku sangat terberkati itu bener ...

Bandung Kunafe?? GRATIS?! ENAK GAK TUH?!

Haloooo people !! Hmm.. Kue kekinian emang lagi merajalela banget nih.. Tepatnya sejak pertengahan tahun 2017. Padahal, kue berkepemilikan artis itu sudah ada sejak lama, loh! Dan dulu yang pertama kali itu setau aku ada Malang Strudel milik Teuku Wisnu. Mulai hits sebagai kue artis sejak ada Bandung Makuta Cake?? YA GAK SIH?? Tapi, kali ini aku mau kasih review tentang Bandung Kunafe, nih! Yap! Ada di Kota Bandung, tepatnya di Jalan Banda dan bersebrangan dengan Jonas Photo Banda. Siapa orang Bandung yang gak tahu Jonas Photo Banda :( GAK MUNGKIN. Well , guys kue ini biasa berinteraksi sama followers Instagram mereka di @bandungkunafe dan di sana banyak banget konten tatarucingan yang suka bikin aku ketawa-ketiwi hahhaha hihiiihi Siang itu, aku mampir ke store Bandung Kunafe yang bernuansa hitam putih sekitar jam 12 siang.. Monochrome ala-ala lah.. Cocok buat kalian yang pengen foto-foto soalnya selain warna storenya monochrome , dia juga punya photobooth ala-ala...

Kata untuk Tuhanku

Kemari,  Ada kata yang ingin kubukukan dalam ruang tanpa batas jarak dan waktu meskipun banyak dari antaranya yang tidak ingin aku bukukan di sana. Ada beberapa bait kata yang lebih baik tersimpan dan terbuka bagi mereka yang kuizinkan saja.  Kata hari ini adalah kata tentang Tuhan.  Dia baik!  Teramat baik, karena menyelamatkanku dari bahaya yang mencekam kalau aku ingat-ingat sekarang.  Hiiii.....  Serem deh hehe  Gak nyangka aja, ada manusia seperti itu di sekitar lingkungan yang aku kira isinya baik-baik aja.  Tuhan, Dia pelindung yang baik, penjaga Yang Maha, Bapaku yang setia. Bersyukur dan bersyukur..  Mungkin kemarin gelap melingkupi aku terlalu lama sampai aku sulit melihat cahaya.  Tidak ada lagi kata yang ingin ku bukukan, selain Terima kasih Tuhan Yesusku.  :)