Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Kemana Harus Pulang?

Selamat malam..  Izinkan aku menceritakan apa yang aku rasa sepanjang hari ini dan beberapa hari terakhir.. Sesungguhnya ini mungkin jadi perjalanan yang biasa aku lakukan (dulu) beberapa bulan lalu, tapi entah kenapa kali ini aku menanti-nantikan pagi dan hari berganti agar aku cepat bertemu dengan kota kenangan.  Aku sempat merasa asing saat terakhir aku hampiri kota ini, tapi kali ini aku tahu. Sangat tahu! Apa hal yang membuat aku asing waktu itu. Bukan kotanya, tapi diriku yang seperdetiknya sedang beralih dan berganti penuh dengan kenangan yang tak lagi sama seperti sedia kala. Tapi, kotaku tetap sama.  Sejuta renjana yang kupendam terlepaskan kali ini.. Mereka terbang sambil menari di angkasa bersama semesta. Oh, sungguh indahnya.. Pagiku cerah bersama hangatnya sambutan fajar lengkap dengan lembabnya embun menyisiri dedaunan di sini. Begitu pula siang yang rindang, sore yang bebas dari kelam dan malam berbintang! Kota kenangan ternyata jadi obat d

Kuberitahu Kamu Arti Rindu

Well , hari ini Jakarta mulai kembali cerah setelah beberapa minggu terakhir ia menderukan musik alam indah yang basah.. Hujan!  Kata sahabat remajaku disana, semesta sedang menemaniku dan meresponku saat itu.  Haha ada-ada saja!  Semua yang terjadi dan telah aku lalui patut disyukuri. Oh, bukan cuma aku yang patut bersyukur melainkan kita semua yang mendapatkan pengalaman dan pelajaran berharga disetiap nafas yang kita hembuskan.  Siang ini bersama dengan penantianku akan secangkir coffee mint yang punya kenikmatannya sendiri, aku melihat pemandangan sederhana namun bermakna.  Aku belajar dari sebuah pagar rumah di pinggir jalan yang tadi aku lewati sebelum akhirnya menanti secangkir coffee mint ku.  Jadi.. Aku dengar orang-orang bercerita tentang hal ini, bahwa: Ada kalanya ketika sekeras apapun kita berusaha menumbuhkan lumut dengan air hujan untuk menutupi lubang pagar yang dilubangi orang lain, lumut itu tumbuh dan berhasil menutupinya. Tapi, ada ka

Firasat

Anugerah ini kuterima begitu saja. Kali pertama bertemu hanya menyisakan kata. Tanpa tanya, hanya perkenalan semata. Katanya kau melihat aku bersahaja. Lantas banyak kisah yang dilalui menghantarkan aku pada sebuah firasat. Aku pikir ini bukan sesuatu yang penting karena tak sedikipun terasa jelas. Tapi firasat menamparku dengan keras dan mengecamku dengan tegas. Dengan segala cara Dia jawab tanya dan doaku, ya melalui firasat. Siapalagi yang kuat jika bukan hati aktornya. Siapalagi yang mengerti jika bukan hati aktrisnya. Siapalagi yang pandai jika bukan hati pemiliknya. Siapalagi yang merintih jika bukan hati pelakunya. Banyak kata yang dulu terucap, tapi tak satupun tersisa. Banyak kisah yang dulu lekat, tapi kemana perginya? Banyak kenangan yang berwarna, tapi semua sirna. Banyak cinta yang diberikan, tapi dibuangnya. Begini rasanya jika pesan nyata tak kunjung sampai pada telinga yang harus mendengarnya. Walau memang tak semua yang datang akan menyampaika

Malam Ini Hujan Menemani

Jakarta, malam hari.. Ditemani rintik hujan yang seketika semakin ramai dan berderu seolah bernyanyi untuk menghiburku, aku menahan perih karena bibir tak sanggup berkata apa yang hati ingin sampaikan. Rasa yang dilewati belakangan ini seolah dipendam secara paksa dengan segudang tenaga yang dihabiskan untuk memenuhi kewajiban dan tanggung jawab mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sudah lama aku tidak melihat sinar yang aku damba, akhir-akhir ini yang kulihat hanya bulan di tengah angkasa yang gelap seolah menahan entah apa yang ditahan aku pun tak tahu. Jangankan melihat yang lain, bahkan fajar yang senantiasa hadir dikala pagi ku belum siap bertemu banyak rakyat pun kali ini seolah redup bahkan tak lagi nyata seperti sedia kala. Oh tunggu, Aku rasa tak lagi ku temukan fajar yang sama. Mungkin kali ini sudah berbeda. Baik, aku akui saja. Jujur aku merindukan fajar itu. Kemana perginya? Oh, bukan. Bukan itu yang terasa pergi. Bukan fajarnya. Melainkan sinar

Dia berkata..

7 Maret:  This what I'm gonna tell you. I've ever lost my coffee mint, now I need a warm white light so I can see you between my tears. 17 April: Aku belajar satu hal dari penciptaan pasangan. Bahwa tidak ada satu diantara pasangan yang ditakdirkan mengalami keberuntungan. Yang ada adalah sama-sama beruntung karena saling melengkapi diantara kekurangan yang dimiliki. H e h e 7 Juni: Kadang ketika kamu datang dan aku terpaku, bukan berarti aku menolak. Aku hanya takut, terlalu takut jika segala sesuatu yang kita lewati hanya berujung pada perpisahaan yang terlalu berarti. Sulit bagiku untuk kembali melewati segala jenis luka di hati. 27 Juni: Kapan kamu sadar bahwa ukiran ini semakin lama semakin dalam. Aku tak suka. Bukan karena tidak indah, melainkan sebaliknya terlalu indah sampai aku tak siap jika nanti harus direnovasi atau bahkan dimusnahkan secara paksa. Cinta. 17 Juli: Menanyakan kabarmu saja aku takut. Takut jadi bagian yang dapat menyakitimu lebih dalam la

27 Juni 2018

Kapan kamu sadar bahwa ukiran ini semakin lama semakin dalam. Aku tak suka. Bukan karena tidak indah, melainkan sebaliknya terlalu indah sampai aku tak siap jika nanti harus direnovasi atau bahkan dimusnahkan secara paksa. Cinta.

-Muara-

Hai, memo- ers ! Singkat cerita aku orangnya pelupa jadi suka banget pakai memo sebagai tools yang bantuin aku untuk ingat sesuatu, mulai dari tugas sampai agenda acara termasuk mimpi-mimpiku. Aku ngerasa gak bisa jauh dari memo. Makanya, catatan-catatanku ini aku namakan memocardina..  Hari ini aku mau cerita tentang arti muara buatku, tapi sayangnya aku hanya bisa merasakannya bukan memilikinya. Semoga hal ini gak terjadi sama kalian ya:)   I mean , semoga kalian bisa dapat dua-duanya. Merasakan dan memiliki muara itu.  Betapa indah ketika kalian sudah sampai pada muara yang tepat. Maka, jangan lagi kalian tunda.. Bermuaralah..  Yang kurasa, angin datang melipir sembari berbisik kala itu Telinga mendengar lembut sementara bibir hanya membisu Ia memintaku merasakan setiap langkah di penghujung jalan itu Tapi yang aku tahu, aku hanya mau berterima kasih atas sesuatu Langit cerah dan udara segar, bagiku segalanya tidak lebih dari itu Aku ingin segera

Yang Tahu Istanamu Bagaimana Cuma Kamu.

Hai! Apa kabarmu hari ini? Gimana rasanya jadi anak kuliahan? Kalau biasa aja, berarti kamu sama kaya mereka yang biasa aja. Hehe Tahu gak sih petuah apa yang aku dapat dibangku kuliah? “Dimana pun mutiara berada, ia tetaplah mutiara.” Ini dia yang mungkin gak disadarin sama kebanyakan mahasiswa. Mana nih dari antara kalian yang masih kebayang-bayang kampus impian tapi nyatanya harus masuk di kampus lain? Dude, please keep moving forward! That's all we need to start new thing and continue our succeed. Bukan saatnya lagi mikirin "ah nyesel kenapa kemarin ga belajar", "ah kenapa aku gak jodoh sama kampus itu?", atau masih kebawa-bawa galaunya sampai sekarang. Ingat kata-kata di atas noh tentang mutiara... Kita perlu melihat ke depan agar bisa kembali mengukir jejak baik seperti sedia kala di dunia yang mungkin berbeda.  Singkat cerita, awal perkuliahan aku punya target dan mimpi-mimpi yang umum misalnya lulus dengan hasil yang baik. Udah, that’

Kehidupan Setelah Sarjana!

Hai, baru beberapa bulan aku lulus dari bangku perkuliahan. Tapi ternyata segala sesuatu berubah 180 derajat sekarang. Mulai dari orang yang kutemui, rumah yang aku tinggali, hingga kegiatan sehari-hari. Lantas, kali ini aku tidak punya banyak hal yang akan aku ceritakan karena belum ada kejadian menggelegar ditengah selang waktu semenjak aku lepas dari bangku perkuliahan hingga sekarang . Yang ada hanyalah separuh perjalanan yang baru saja aku lalui dan tak terbendung lagi untuk disimpan sendiri. Rasanya ingin hati segera berbagi agar tak lagi kurasa sendiri. Hehe. Bener banget kata orang, ngapain lulus cepet-cepet kalau belum tahu mau ngapain. Nah! Aku adalah salah satu orang yang lulus cepat dan bukannya belum tahu mau ngapain, tapi mungkin dewi fortuna lagi gak berpihak waktu itu. Karena aku tahu pasti muan gapain setelah lulus , ya apalagi? Setelah lulus pasti mau kerja dong! But its not as easy like that, dude. I got something surprisingly . Ternyata, tepat setelah

Surat Untuk Oma

Hai Oma!  Apa kabar?  “Siapapun berhak untuk bahagia”. Itu kalimat yang paling aku ingat dan aku rasakan dari orang yang mengatakannya kepadaku. Hai, oma! Aku rindu! Rindu sekali, bahkan berkali-kali. Terlalu banyak kenangan yang gak bisa aku ceritain satu-satu buat ngingetin oma tentang kenangan kita bersama. Yang pasti, semua kenangan kita itu keren banget, oma! Sekarang gak kerasa ya aku sudah sebesar ini, 21 tahun. Usia yang katanya menjadi batas usia ideal bagi perempuan untuk boleh menikah. Dan itu artinya, sudah sekitar 7 tahun lamanya kita gak ketemu ya, oma. Selama kita gak ketemu, aku gak pernah ragu sama ajaran yang sudah oma berikan dan tanamkan ke dalam keluarga. Bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga dan satu kalimat pertanyaan yang masih aku ingat sampai sekarang adalah “Kalau oma udah ga ada, nanti siapa ya yang jadi penomor satu di keluarga ini?”. Tik tok, aku gak bisa jawab apa-apa. Waktu itu aku masih remaja SMP yang belum mengetahui bany

Pelajaran dari Langit Dikala Senja

Sore itu aku cemas sekaligus lemas. Jakarta, sore hari. Rasanya aku sudah berjuang sedari pagi, bahkan hari sebelumnya pun demikian. I've been do all my best there . But life isn't only about it, sometimes . Perih datang tiba-tiba di malam hari.. Di sini lah akhirnya aku sadari.. Sometimes we win, but sometimes we learn . Setiap orang pasti melalui masa-masa seperti ini, aku yakin! Masa ketika dia mengusahakan segala kebaikan terjadi, tapi alam berkata lain. Masa ketika dia melakukan yang terbaik, tapi semesta meminta hal lain. Masa ketika dia menggunakan tenaga terakhir, tapi waktu berkata lain. Bahkan mungkin ada mereka yang mengalami hal ini lebih dari apa yang aku alami, lebih dari apa yang aku rasakan dan lebih dari apa yang terjadi padaku. Aku bersyukur.. Bersyukur masih diberikan kekuatan dan dukungan dari teman-teman terbaik. Bersyukur masih mendapatkan kebahagiaan di tempat lain. Bersyukur masih ada di jalan yang Tuhan berikan sekarang. Dalam perjal

TIPS! How to Survive?

Menjadi seorang perantau seolah menjadi kewajiban tersendiri bagi generasi 90an. Trying to do something new to make life better .  Sekarang, aku yakin merantau itu gak pandang bulu. Gak pandang angkatan berapa, gak pandang dari mana dan golongan apa. Semua bisa melakukannya.  Singkat cerita, sampailah aku di masa yang mungkin akan jadi masa-masa kalian juga para lulusan SMA yang sedang memilah-milah universitas ataupun tempat bekerja untuk hari esok.  Yap, hari esok! Bukan lagi untuk masa depan yang keliatannya jauh, melainkan masa depan yang dimulai nya sangat sebentar lagi sampai-sampai aku sebut sebagai hari esok. Aku bukan orang yang sulit untuk melakukan sosialisasi atau bergaul di lingkungan baru.  Banyak orang bilang aku cukup humble , terbukti dengan predikat Kakak Kelas Teramah waktu aku ada di masa SMA dulu. Hey, SMANSA aku rindu. Ups, bukan itu yang mau aku ceritakan. Melainkan, sejak dulu aku terbiasa untuk memilih segala sesuatu dengan alasan dan pertim

Pertemuan Itu, Katanya Baik?

"Tidak ada hal yang lebih baik selain dipertemukan dengan orang baik."-Cr Kirana.. Terima kasih sudah bertanya.. Kirana.. Kamu tau? Begitu banyak jumlah manusia di dunia, namun kita tidak pernah tahu dengan siapa kita akan bertemu. Bahkan ketika di dalam kandungan, kita belum tahu menahu tentang bagaimana wajah ibu yang mengandung kita sampai ketika kita lahir. Lahir ke dunia baru dan mulai melihat matahari. Kirana, coba ingat-ingat.. Apa kamu pernah mendengar kalimat tegas nan lembut di atas? Aku baru saja mau bercerita tentang pengalamanku akan kalimat itu. Aku sekarang berusia 21 tahun.. Dalam setiap perjalanan pertemuanku dari dulu sampai sekarang, aku merasakan banyak hal yang bergejolak. Mulai dari tidak dianggap dalam pertemuan kemudian tidak disukai dalam pertemuan, diacuhkan bahkan dibenci, hingga sebaliknya yakni disukai dan dielu-elukan. Eits.. Lama-lama juga terbiasa. Semoga Kirana gak akan ngalamin pahit-pahitnya ya, berat.        Sebel

Cerita Tentang Langit Jakarta

Ini sudah hari ke-sekian aku tinggal di Jakarta setelah 3 tahun lebih aku menetap di Bandung dan mengukir karya serta perjalananku di Kota Kembang. Jujur, masih banyak hal yang belum aku ketahui tentang Jakarta dan misterinya. Bagiku, misteri. Kalau tidak setuju, tidak apa..aku tidak peduli. Bukan tentang kemacetan, kemiskinan ataupun tentang geografis dan demografisnya yang tidak aku tahu. Kalau tentang hal seperti ini Mbah sejuta umat (Google) paling tahu jawabannya dan aku tinggal tanya. Yang belum aku tahu, lebih dari itu.. Ya, namanya juga misteri. Aku mau tahu tentang Jakarta. Siapa tahu kedepannya aku bisa bersahabat dengannya atau bahkan mengukir jejak indah sesperti dulu.. Seperti apa yang aku lakukan saat aku di Bandung (dulu). Ah! Tidak terasa sekarang kisah di Bandung menjadi kisah DULU. Itupun jika memang Tuhan merestuiku, karena mungkin ceritaku kali ini akan sangat berbeda atau bagaimana aku pun belum tahu. Yang aku tahu, apapun itu aku akan selalu ditemani dengan doa-