Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Bandung Kunafe?? GRATIS?! ENAK GAK TUH?!

Haloooo people !! Hmm.. Kue kekinian emang lagi merajalela banget nih.. Tepatnya sejak pertengahan tahun 2017. Padahal, kue berkepemilikan artis itu sudah ada sejak lama, loh! Dan dulu yang pertama kali itu setau aku ada Malang Strudel milik Teuku Wisnu. Mulai hits sebagai kue artis sejak ada Bandung Makuta Cake?? YA GAK SIH?? Tapi, kali ini aku mau kasih review tentang Bandung Kunafe, nih! Yap! Ada di Kota Bandung, tepatnya di Jalan Banda dan bersebrangan dengan Jonas Photo Banda. Siapa orang Bandung yang gak tahu Jonas Photo Banda :( GAK MUNGKIN. Well , guys kue ini biasa berinteraksi sama followers Instagram mereka di @bandungkunafe dan di sana banyak banget konten tatarucingan yang suka bikin aku ketawa-ketiwi hahhaha hihiiihi Siang itu, aku mampir ke store Bandung Kunafe yang bernuansa hitam putih sekitar jam 12 siang.. Monochrome ala-ala lah.. Cocok buat kalian yang pengen foto-foto soalnya selain warna storenya monochrome , dia juga punya photobooth ala-ala git

How Available ORCHID FOREST for Short Holiday

Siapa bilang liburan cuman bisa dilakukan di hari libur atau akhir pekan? Siapa bilang berlibur ke destinasi wisata hanya membuang-buang waktu dan tenaga karena harus berebut spot PW bersama pengunjung lain? Siapa bilang liburan menghabiskan uang banyak? Siapa bilang liburan ke tempat yang bagus susah diakses jalannya? Siapa bilang gamau liburan sekarang?!!! HAIII READERS! It's been a long time gak ketemu sama tulisan aku, si penulis amatir yang cuman bisa share pengalamannya aja. hehe Hari ini aku mau share  salah satu tempat yang CUCOK MEONG banget buat teman-teman semua untuk sekedar menghirup udara segar, menikmati daun yang berguguran, merasakan angin lembut yang melipir di pelipis atau bahkan menikmati harimu dengan keindahan alam yang masih benar-benar alami, Instagramable gak tuh kak? Tenang!  Semua bisa diatur :)  Tempatnya cocok untuk berfoto apalagi untuk feeds instagram. Usahakan ke sini di weekdays :) So, kamu bisa menikmati seluruh alam dari ujung

Selamat ulang tahun, Bu!

Tidak ada hal yang bisa aku ungkapkan dengan kata-kata kalau harus menceritakan kisahku mulai dari perkenalan hingga kondisi sekarang bersama dengan Ibu Novi. Seorang dosen di salah satu universitas negeri di Kota Bandung, yap bukan di kampusku melainkan dosen di kampus lain. Aku sudah mengenalnya sejak tahun 2016 saat aku mengikuti perlombaan di Kota Bandung, tapi aku sama sekali TIDAK dekat dengan beliau. Aku rasa kami hanya berbicara seperlunya saja dan hal tersebut berlangsung selama kurang lebih satu tahun.  Sampai suatu saat aku menjadi panitia perlombaan yang sama seperti tahun lalu dan dipersatukan dengan beliau. Dari situ kami memulai obrolan satu sama lain dan saling mengenal, belajar dan bercengkrama. Lama kelamaan, hubungan baik terjalin satu sama lain dan perjalanan membawa kami sampai ke salah satu belahan Indonesia di bagian timur, Bali dan Lombok. Di sana sejujurnya aku masih belum merasa dekat sekali dengan beliau, aku masih merasa bahwa beliau adalah dosen un

MY BALI DIARY AFTER MOVIE PANTAI PANDAWA X ULUWATU

Travelling Berpahala!

Halo, readers! Apa sih hal pertama yang kalian fikirkan dengan kalimat " Travelling Berpahala"??? Kebayang gak tuh? Jalan-jalan ke destinasi wisata tapi berpahala? Hah? Emangnya bagi-bagi sembako?! ENGGAK! Serius! Aku bener-bener jalan-jalan dan menikmati hari itu sebagai sebuah liburan! Lokasinya pun terdaftar di daftar destinasi wisata Pesona Indonesia :) Singkat cerita, aku berangkat dari Bandung menuju lokasi tepat pada tanggal 30 Agustus 2017 bertepatan dengan Perayaan Hari Ulang Tahun tokoh penting di Kota tersebut. Pagi hari sebelum matahari terbit, aku sudah menyusuri jalan tol buah batu menuju lokasi bersama dengan rekan-rekan lainnya dan tiba setelah matahari terbit. Kami membawa sebuah misi kecil sembari melipir dari hiruk piruk kesibukkan sehari-hari di Kota Bandung. Sungguh! Niatku adalah melipir sejenak dan penasaran dengan rupa Kabupaten Ciamis. Dengan semangat travelling , kudapati diriku menemukan sesuatu yang belum aku banyangkan sebelumnya. 

MY BALI DIARY DAY ONE

Sentuhan Cantik Ibu Pertiwi

“Namanya juga travelling, bukan jalan-jalan biasa loh!”,  itu pesan yang selalu aku ingat saat tiba di Lombok. “hmm..”, aku hanya bisa bergumam memikirkan kejutan apa yang akan aku dapat di Lombok, kota yang aku nanti-nantikan selama ini. “Selamat pagi, selamat datang di Desa Sade, rumahnya orang Sasak. Tempat seluruh keluarga kami tinggal”, salam seorang pemandu asli Desa Sade kepada kami yang baru saja memasuki gapura Desa Sade.  “Whoaaa…”, semangat juga ini Bapak pemandu. “ What ?!!”, sumpah! Ini pertama kali nya aku ngeliat bentuk rumah sederhana ada didalam satu kawasan. It’s totally different sama rumah-rumah biasanya di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat apalagi kalau dibandingkan dengan rumah pejabat di Jakarta. Hehehehe. Kamu tahu? Semuanya masih 100 persen alami, atapnya dari tumpukan jerami, berdindingkan anyaman bambu dan beralaskan tanah liat yang dicampur dengan kotoran kerbau sebagai adat khas dari Desa Sade sebagai wujud bahwa rumah tersebut sudah dibersihk

Filosofi Kereta

Akhirnya tiba juga waktu itu bagiku. Yap! Waktu yang dinanti-nantikan anak rantau untuk kembali ke rumah, bertemu sanak keluarga atau rehat bahkan sekedar menghilangkan penat dari kota rantau. Siang itu, aku kembali ke Jakarta menggunakan kereta api. Yuhuuuuuuu! Aku menikmati setiap detik perjalanan menuju ke rumah. I love train. Not about the machine at all, but about what I got. “Ka, kereta Argo Parahyangan 5 menit lagi berangkat”,  tegur petugas porter yang melihat aku berlari dari gerbang masuk motor menuju ke dalam stasiun dan terpaksa membuat kakiku melangkah besar-besar dan lebih cepat komplit dengan sedikit terengah-engah. Gimana enggak? AKU SUDAH TRAUMA KETINGGALAN KERETA. Huaaaaa! I don’t want make same mistakes anymore! Singkat cerita, dulu, tahun 2015 di perjalanan kunjunganku dari Kediri ke Semarang, tepat 1 menit sesudah kereta jalan aku baru saja sampai di stasiun Kediri dan aku benar-benar melihat keretaku jalan di depan mata kepalaku sendiri. Hanya karena

September, Be Mine

Halo, September! Menyambut bulan baru menjadi hal yang lumrah bagi siapa saja. Biasanya mereka yang berulang tahun di Bulan tersebut akan merasakan emosi yang lebih lebih pada saat menyambut bulan tersebut ketimbang bulan - bulan lainnya. Katakan saja, bagi mereka yang lahir di Bulan September. Sesungguhnya, bagi orang dewasa terutama pegawai atau orang yang sudah memiliki pekerjaan dan menjadi orang tua, setiap bulan tampak sama. Awal bulan menjadi awal bahagia, karena dapat menyediakan kebutuhan anaknya. Bagi anak pun, demikian. Karena rezeki seakan lancar diawal bulan. Haha Setelah  melewati 10 hari di Bulan September, banyak sekali turun naik yang sangat amat terasa.. Padahal tanggal 11 masih dapat dikatakan sebagai awal bulan. Semua yang telah aku lewati selama 10 hari terakhir terasa seperti sebuah pergumulan yang panjang, yang rasanya seperti berhari-hari sudah dilalui. Padahal, baru saja kemarin. Singkat cerita, anggap saja aku terpesona dengan cara Tuhan menjadikan S

Romantika Bali

Tenang rasanya jika lahir dari air Tanpa khawatir akan nestapa diakhir Berjalan lebih jauh menyusuri pesisir Sesekali terdiam mendengar bisik desir Melalui hari bersama angin yang kian menari Berlari untuk mengukir jejak dari hari ke hari Pun lumba-lumba bergembira ditengah samudra Alangkah besar kuasa sang Maha Sutradara Pun papan seluncur memecah ombak tanpa gelisah Segalanya mempesona dengan kisah tanpa alkisah Tiada hari tanpa resah yang berarti Karena hangat selalu menyelimuti Merasuk dalam jiwa dan membelah hati Sebegitu naimnya atmosfir di Bali Seandainya aku sadari,  Satu hal yang paling berarti Tumbuh bersama bena bergemuruh Sesungguhnya bukan ihwal yang penuh keluh Langit Bali ditakdirkan dengan segala peluh Namun setia pada matahari yang tak lagi utuh Nian Agung Kuasa Sang Maha Pencipta Sehingga Bali hadir dengan sarwa Romantika

30.06

Baca ini sambil dengerin lagu Monita Tahalea – 168 Terima kasih, Juni. Jadi . . . Bukan hidup namanya, kalau ia tanpa cerita Bukan hari namanya, kalau ia tanpa suka dan duka. Lengkaplah sudah hidupku di Bulan Juni dengan 30 harinya Aku belajar banyak bulan ini. Seperti . . . Mengerti bahwa Tuhan akan selalu menjawab pertanyaan umatNya Dengan berbagai cara dan melalui siapa saja Melalui mereka yang kita panggil sahabat Bahkan melalui alam sekalipun Kalian tahu, tidak mungkin dia tidak berkesan Tapi Sang Maha Pencipta menitipkan lebih dari sekedar pesan. Tidak mungkin aku tidak bahagia Tapi Sang Pencipta satu-satunya sumber bahagia. Tidak mungkin aku tidak peduli Tapi Sang Pencipta membangunkan aku dari sekedar mimpi. Kalian tahu? Kali ini, Juni sangat jujur dan lapang hadir dalam setiap langkahku Membawa aku kesana kemari tiada henti Kala pagi hari dengan bunga yang bermekaran dan menebarkan wangi Di siang hari dimana matahari

Pengalaman Jadi Duta di Kota Bandung

"Sampurasun!" Kata pembuka ini menjadi hal wajib bagi wargi Kota Bandung. Terima kasih Kota Bandung untuk semua ilmu dan pengalaman yang boleh aku dapatkan disini. Siapa sangka, gadis kelahiran Jakarta yang telah 17 tahun dibesarkan di Kota Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah mampu mendapatkan kesempatan untuk mengharumkan nama Kota Bandung ke tingkat Provinsi Jawa Barat dalam ajang Pemilihan Duta Mahasiswa Generasi Berencana Jawa Barat. Sebelum sampai pada tahap ini, aku melewati proses pendaftaran, karantina, grand final sampai pembinaan di tingkat Kota Bandung. Yang terpenting bagiku adalah menikmati setiap proses yang aku jalani. Kondisikan diri seperti sebuah gelas kosong yang dapat dengan mudah diisi dengan air sehingga menjadi gelas yang berisi.  Proses yang terasa singkat, meskipun sesungguhnya tidak sesingkat yang terlihat. Biar aku cerita dari proses pendaftaran, yah :) Jadi, bisa dibilang aku mendaftarkan diri antara diterima dan tidak diterima. Kenapa? Ka

Gelap yang Indah

Hari itu, aku melewati segala terang dalam senyum dan tawa ceria Aku biarkan raguku merasakan indahnya sandiwara tawa Sampai suatu ketika awan senja menjemput matahari untuk turun Bibirku masih sanggup melukiskan sebuah senyum diwajah Udara dari paru-paru sebagai hela nafas aku lantunkan Dan mata terus memandang mengikuti indahnya gerak mentari Cerita ini kubawa kemanapun ku pergi, didalam hati Pengobat rindu dari rasa dingin yang teramat menusuk sampai hati Sungguh ingin ku ulang nafas dan segala tawa di siang hari Namun, apa daya Tuhanlah yang mampu membawanya kembali Di penghujung hari, semakin aku mencari, semakin aku sadari Senyumku kembali, dalam suasana ikhlas dihati Kudapati bahwa gelap tak selamanya tanda kelam dalam hati Melainkan tempat dimana terang mampu mnyinari hati Teruntuk kamu, yang selalu aku rindukan.

Usailah Renjanaku

Seperti sinar mentari nan indah di kala senja, mengucap salam perpisahan dengan upacara yang indah. Lengkap dengan udara yang melambai tipis menyilir pelipis, dan awan sebagai lukisan penuh ketenangan . Alunan nada di telinga silih berganti terasa sangat harmoni Tak pernah bosan walau sudah lama kupasang headset ini Mendengar setiap ketukan yang meyakinkan indahnya senja Sambil tersenyum lepas, kurasakan kesejukan udara tak bersuara Dedaunan dari ranting terus melambai senang bersamaku Dan lukisan penuh ketenangan itu ikut bergerak perlahan Menuju ke arah angin yang membawanya tanpa merubah estetikanya Sore itu, aku melihat dan mendengar arti kesejukan hati.. Diawali dengan mengingat kembali  Bagaimana aku mengenal alunan nada yang silih berganti. Yang Kuasa tak pernah membiarkan aku bernafas tanpa alunan indah ini. Bahkan dalam setiap pertemuan panjang dahulu hingga sekarang, aku selalu bercengkrama dengan yang kalian sebut musik. Entah bagaim

Cinta Tulus

Siang jelang sore. Cinta   tak pernah meminta untuk dimiliki Cinta   membiarkan perasaan hanyut begitu saja Terbawa suasana yang entah bagaimana Hanya menanti dekap hangat sang pujangga Mengalir setiap detik dalam harap akan tawa Iya atau tidak bukanlah jawab akhir bagi  cinta Wahai  cinta  yang ku anggap tulus Secercah sinar mata yang tak pernah pupus Menanti dan berusaha tanpa modus Angan dan harapan bersatu dengan tulus. Jaga perasaan ini, CINTA TULUS.