16 jam perjalanan pulang ternyata tidak mampu mewakili cerita dan rasa yang terbangun jauh berhari-hari sebelum itu.
Terlalu banyak lubang pada sepotong roti yang dioleskan susu kental manis di atasnya, sehingga tawar sudah rasanya.
Belum lagi, bising di tengah heningnya air kolam di malam hari membuat gelas kaca berdenting dari tiap sudut kamar.
Menyebalkan!
Bisik-bisik suara bersaing hingga aku tak mampu mengenali tiap desahnya, sama sekali.
Bukan sekedar bisik, melainkan inilah yang menambah rasa resah dan ungkapan desah.
Mendesah lelah.
Mendesah pasrah.
Mendesah lillah.
Di penghujung malam kala itu, hanya mampu berharap usailah segera desahku.
Agar tak lagi ku dengar cibir dan bisik tentang desahku.
Dan..
Satu yang aku tau, kendali itu ada dalam tanganku dan restu Allahku.
Maka kali ini izinkan aku sampaikan,
Semesta, izinkan aku menyelesaikannya satu jam saja.
Komentar
Posting Komentar