Langsung ke konten utama

-Muara-

Hai, memo-ers!

Singkat cerita aku orangnya pelupa jadi suka banget pakai memo sebagai tools yang bantuin aku untuk ingat sesuatu, mulai dari tugas sampai agenda acara termasuk mimpi-mimpiku.
Aku ngerasa gak bisa jauh dari memo.
Makanya, catatan-catatanku ini aku namakan memocardina.. 

Hari ini aku mau cerita tentang arti muara buatku, tapi sayangnya aku hanya bisa merasakannya bukan memilikinya.
Semoga hal ini gak terjadi sama kalian ya:) 
I mean, semoga kalian bisa dapat dua-duanya. Merasakan dan memiliki muara itu. 
Betapa indah ketika kalian sudah sampai pada muara yang tepat.
Maka, jangan lagi kalian tunda.. Bermuaralah.. 



Yang kurasa, angin datang melipir sembari berbisik kala itu
Telinga mendengar lembut sementara bibir hanya membisu
Ia memintaku merasakan setiap langkah di penghujung jalan itu
Tapi yang aku tahu, aku hanya mau berterima kasih atas sesuatu
Langit cerah dan udara segar, bagiku segalanya tidak lebih dari itu
Aku ingin segera bergegas agar mendung tidak lagi menghampiriku
Walau nyatanya aku tahu sentuhan angin sepoi seolah kian mendekapku

AH! Aku takut. 

Secercah sinar datang ke wajahku hingga mataku kalah diterpanya
Sekarang, tak lagi aku mampu melihat dengan jelas segala sesuatunya
Nyaman rasanya, aku merasakan aliran air yang mengalir kian tenang
Seketika, angin sepoi menyentuh kulitku di bawah pohon yang rindang

Kepalaku seperti terlalu banyak diisi dengan berbagai pikiran.
Rasanya seperti seolah aku sudah sampai di penghujung jalan.
Karena segala sesuatu seperti tanpa masalah, semua nyaman.

Penatku, keluh kesahku, ceriaku dan bahkan hatiku.
Semuanya larut hanyut terbawa bersama aliran airnya yang tenang.
Sementara di tengah jalan itu, 
Aku hanya bisa berlutut menitihkan air mata dan tercengang
Karena nyatanya aku tidak mengerti sama sekali
Hingga akhirnya kuserahkan semua kepada semesta!

Aku terus bertanya-tanya kepada semesta dalam diam dan aku harap ini yang namanya muara!
Atau setidaknya sekalipun ini tambak pun sungai atau apapun itu, biarkan hariku bermuara pada penghujung jalan yang senyaman ini. 

Tidak, aku tidak mau bermuara untuk sehari saja.
Sejauh aku melangkah dan berlari, aku mau selamanya........

Jika nanti semesta memberiku jawaban dan mengatakan TIDAK, aku terima.
Setidaknya aku senang semesta mengajarkanku arti muara.
Semesta memberikan cerminan akan muara yang sebenarnya.
Dan, semesta membiarkan aku belajar dari bayang-bayang muara.
Agar aku tahu sebegini tenang dan indahnya muara
Agar aku mengerti jalanku masih panjang menuju sang muara
Semua kesenangan selama ini entah kenapa diberikan semesta
Karena akhir yang aku rasa sesungguhnya adalah dua kata
Yakni rintangan dan tantangan yang penuh makna dan air mata

Aku harap angin sepoi itu terus menemaniku sambil berjalan 
Agar ketakutanku bisa sirna melalui nyamannya dekapan

Sehingga, tak masalah jika ini hanya bayangan muara semata
Karena sesungguhnya aku ikhlas menuju muara yang nyata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan Itu, Katanya Baik?

"Tidak ada hal yang lebih baik selain dipertemukan dengan orang baik."-Cr Kirana.. Terima kasih sudah bertanya.. Kirana.. Kamu tau? Begitu banyak jumlah manusia di dunia, namun kita tidak pernah tahu dengan siapa kita akan bertemu. Bahkan ketika di dalam kandungan, kita belum tahu menahu tentang bagaimana wajah ibu yang mengandung kita sampai ketika kita lahir. Lahir ke dunia baru dan mulai melihat matahari. Kirana, coba ingat-ingat.. Apa kamu pernah mendengar kalimat tegas nan lembut di atas? Aku baru saja mau bercerita tentang pengalamanku akan kalimat itu. Aku sekarang berusia 21 tahun.. Dalam setiap perjalanan pertemuanku dari dulu sampai sekarang, aku merasakan banyak hal yang bergejolak. Mulai dari tidak dianggap dalam pertemuan kemudian tidak disukai dalam pertemuan, diacuhkan bahkan dibenci, hingga sebaliknya yakni disukai dan dielu-elukan. Eits.. Lama-lama juga terbiasa. Semoga Kirana gak akan ngalamin pahit-pahitnya ya, berat.      ...

Travelling Berpahala!

Halo, readers! Apa sih hal pertama yang kalian fikirkan dengan kalimat " Travelling Berpahala"??? Kebayang gak tuh? Jalan-jalan ke destinasi wisata tapi berpahala? Hah? Emangnya bagi-bagi sembako?! ENGGAK! Serius! Aku bener-bener jalan-jalan dan menikmati hari itu sebagai sebuah liburan! Lokasinya pun terdaftar di daftar destinasi wisata Pesona Indonesia :) Singkat cerita, aku berangkat dari Bandung menuju lokasi tepat pada tanggal 30 Agustus 2017 bertepatan dengan Perayaan Hari Ulang Tahun tokoh penting di Kota tersebut. Pagi hari sebelum matahari terbit, aku sudah menyusuri jalan tol buah batu menuju lokasi bersama dengan rekan-rekan lainnya dan tiba setelah matahari terbit. Kami membawa sebuah misi kecil sembari melipir dari hiruk piruk kesibukkan sehari-hari di Kota Bandung. Sungguh! Niatku adalah melipir sejenak dan penasaran dengan rupa Kabupaten Ciamis. Dengan semangat travelling , kudapati diriku menemukan sesuatu yang belum aku banyangkan sebelumnya. ...

September, Be Mine

Halo, September! Menyambut bulan baru menjadi hal yang lumrah bagi siapa saja. Biasanya mereka yang berulang tahun di Bulan tersebut akan merasakan emosi yang lebih lebih pada saat menyambut bulan tersebut ketimbang bulan - bulan lainnya. Katakan saja, bagi mereka yang lahir di Bulan September. Sesungguhnya, bagi orang dewasa terutama pegawai atau orang yang sudah memiliki pekerjaan dan menjadi orang tua, setiap bulan tampak sama. Awal bulan menjadi awal bahagia, karena dapat menyediakan kebutuhan anaknya. Bagi anak pun, demikian. Karena rezeki seakan lancar diawal bulan. Haha Setelah  melewati 10 hari di Bulan September, banyak sekali turun naik yang sangat amat terasa.. Padahal tanggal 11 masih dapat dikatakan sebagai awal bulan. Semua yang telah aku lewati selama 10 hari terakhir terasa seperti sebuah pergumulan yang panjang, yang rasanya seperti berhari-hari sudah dilalui. Padahal, baru saja kemarin. Singkat cerita, anggap saja aku terpesona dengan cara Tuhan menjadik...