Langsung ke konten utama

Kisah Takdir

Hai..
Sudah lama tak bersua melalui tulisanku :)
Apa kabar kalian? Ku harap baik-baik saja bahkan luar biasa. :)


Singkat cerita, sejak Bulan September (kalian bisa baca ceritaku yang berjudul "September, Be Mine") aku benar-benar pasrah akan setiap hasil akhir tugas yang menjadi penentu kelulusanku di bangku kuliah demi gelar sarjana. Yap! My Skripsi. 
Tapi, bukan berarti aku nggak ngerjain apapun apalagi gabut.. GAK sama sekali..

Yang ada, aku usahakan yang terbaik dalam setiap langkah dan mempasrahkan hasilnya. That's it
Aku tahu dan aku yakin kalau setiap pribadi termasuk aku sendiri pun punya mimpi dalam tugas akhir ini, but dalam hal ini aku belajar dari VIDEO Putri Marino bahwa tidak sepantasnya kita meningkatkan atau sekedar mempertahaknkan ego kita seperti we tell everyone that I want to get a better score by my work hard or anyelse like this. Maybe I was, but now I'm not. And I'm still trying for not to be.


Then, langkah pertama dalam pengerjaan skripsi di Fakultasku adalah ngumpulin DE (Desk Evaluation). Setelah itu, kita tunggu kira-kira 2-3 minggu sampai dapat pengumuman kalau hasil DE keluar and it means bisa jadi kita tahu dosen penguji kita siapa dari gaya tulisannya (kalau kita hafal) atau kalau-kalau mereka menulis kode nama mereka di kertas revisi kita. But, I'm not
Sampai suatu ketika, aku tahu who's mine.. 

Dari awal kuliah aku udah memimpikan yang namanya lulus 3,5 tahun. Dari dalam hati cuman bisa menguatkan diri kalau semuanya sudah diatur. Melalui ini menjadikan aku banyak belajar tentang arti ikhlas.
Bahwa ikhlas bukan perkata kata "ikhlas" yang keluar dari mulut, melainkan kemurahan hati untuk menerima setiap takdir dengan lapang dada dan tanpa tapi.
Yasudah, alhasil aku terus berusaha dan berdoa. Ini ada kaitannya sama siapa dosen pengujiku.. I never knew how can it be. And it was what I called as destiny. Karena aku pun gatau sebelumnya bakal dapat siapa dan cuman bisa pasrah aja.. 

Yang aku tahu, Tuhan sudah mengaturkan semuanya melalui perpanjangan tangannya untuk memberikan berbagai macam takdir yang hadir yang terbaik menurutNya, baik atau buruk hasilnya it depends on us. 

And.. I got my favorite one here. 
Saat itu aku sadar kalau memang keadilan yang paling utama itu datangnya dari Tuhan. I'm so blessed and i hope so for you. 
Meskipun kadangkala terasa seperti apa yang tidak kita inginkan, tapi percayalah itu adalah apa yang kita butuhkan. Mungkin bukan untuk sekarang, tapi kelak. Karena setiap hal yang diberikan melalui takdir yang hadir bertujuan untuk menguji dan melihat bagaimana apakah kita mau tetap mengandalkan DIA atau tidak. Tapi IA berjanji bahwa apapun yang hadir itu adalah sesuai dengan kemampuan kita. 

Aku anggap setiap kejadian yang tak terduga dalam perjalanan skripsiku ini sebagai sebuah takdir..

So, I got something here. 

He never promise us for having a blue sky in everyday or forever. 
But, He promise us for always be with us no matter what the colour of its. 

@cardinanv

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan Itu, Katanya Baik?

"Tidak ada hal yang lebih baik selain dipertemukan dengan orang baik."-Cr Kirana.. Terima kasih sudah bertanya.. Kirana.. Kamu tau? Begitu banyak jumlah manusia di dunia, namun kita tidak pernah tahu dengan siapa kita akan bertemu. Bahkan ketika di dalam kandungan, kita belum tahu menahu tentang bagaimana wajah ibu yang mengandung kita sampai ketika kita lahir. Lahir ke dunia baru dan mulai melihat matahari. Kirana, coba ingat-ingat.. Apa kamu pernah mendengar kalimat tegas nan lembut di atas? Aku baru saja mau bercerita tentang pengalamanku akan kalimat itu. Aku sekarang berusia 21 tahun.. Dalam setiap perjalanan pertemuanku dari dulu sampai sekarang, aku merasakan banyak hal yang bergejolak. Mulai dari tidak dianggap dalam pertemuan kemudian tidak disukai dalam pertemuan, diacuhkan bahkan dibenci, hingga sebaliknya yakni disukai dan dielu-elukan. Eits.. Lama-lama juga terbiasa. Semoga Kirana gak akan ngalamin pahit-pahitnya ya, berat.      ...

Surat Untuk Oma

Hai Oma!  Apa kabar?  “Siapapun berhak untuk bahagia”. Itu kalimat yang paling aku ingat dan aku rasakan dari orang yang mengatakannya kepadaku. Hai, oma! Aku rindu! Rindu sekali, bahkan berkali-kali. Terlalu banyak kenangan yang gak bisa aku ceritain satu-satu buat ngingetin oma tentang kenangan kita bersama. Yang pasti, semua kenangan kita itu keren banget, oma! Sekarang gak kerasa ya aku sudah sebesar ini, 21 tahun. Usia yang katanya menjadi batas usia ideal bagi perempuan untuk boleh menikah. Dan itu artinya, sudah sekitar 7 tahun lamanya kita gak ketemu ya, oma. Selama kita gak ketemu, aku gak pernah ragu sama ajaran yang sudah oma berikan dan tanamkan ke dalam keluarga. Bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga dan satu kalimat pertanyaan yang masih aku ingat sampai sekarang adalah “Kalau oma udah ga ada, nanti siapa ya yang jadi penomor satu di keluarga ini?”. Tik tok, aku gak bisa jawab apa-apa. Waktu itu aku masih remaja SMP yang belum menget...

Sentuhan Cantik Ibu Pertiwi

“Namanya juga travelling, bukan jalan-jalan biasa loh!”,  itu pesan yang selalu aku ingat saat tiba di Lombok. “hmm..”, aku hanya bisa bergumam memikirkan kejutan apa yang akan aku dapat di Lombok, kota yang aku nanti-nantikan selama ini. “Selamat pagi, selamat datang di Desa Sade, rumahnya orang Sasak. Tempat seluruh keluarga kami tinggal”, salam seorang pemandu asli Desa Sade kepada kami yang baru saja memasuki gapura Desa Sade.  “Whoaaa…”, semangat juga ini Bapak pemandu. “ What ?!!”, sumpah! Ini pertama kali nya aku ngeliat bentuk rumah sederhana ada didalam satu kawasan. It’s totally different sama rumah-rumah biasanya di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat apalagi kalau dibandingkan dengan rumah pejabat di Jakarta. Hehehehe. Kamu tahu? Semuanya masih 100 persen alami, atapnya dari tumpukan jerami, berdindingkan anyaman bambu dan beralaskan tanah liat yang dicampur dengan kotoran kerbau sebagai adat khas dari Desa Sade sebagai wujud bahwa rumah tersebut sudah ...